You Only Live Once! Kalimat tersebut sering sekali saya dengar dari
teman saya ketika saya tidak berani mengikuti ajakan mereka untuk melakukan
hal-hal yang ekstrim. Mereka selalu menganggap masa muda saya kurang asik dan
kurang seru. Selain itu, mereka selalu bilang bahwa kita hidup cuma sekali apa
salahnya dibuat bersenang-senang dan harusnya saya seperti mereka, memegang
prinsip Y.O.L.O agar hidup penuh warna, daripada nanti saat udah tua kita
nyesel karena kita gak pernah bersenang-senang di masa muda kita. Memang benar
sekali sih apa yang mereka bilang. Akan tetapi cara mereka bersenang-senang itu
loh yang kurang sesuai dengan diri saya. Menurut mereka anak muda harus sering clubbing, maen jauh-jauh kesana kesini (gak
perlu izin ortu), ngafe sampai pagi,
dan hah tau deh lupa. Ya boleh aja kalau saya dibinga cupu sama teman-teman
saya. Jujur saja, bukannya takut tapi saya sendiri sama sekali tidak menaruh
minat dengan hal-hal seperti itu. Saya sendiri bukan anak baik-baik sih yang
selalu di rumah, saya sendiri suka shopping,
jalan-jalan ke mall, atau pacaran. Ya saya pernah pacaran karena orang tua
tidak pernah melarang saya. Saya juga pernah jadi anak bandel waktu SMA. Tetapi
catatan saya, kebandelan saya harus bisa diceritakan ke orang tua saya. Saya
harus tetap lapor ke orang tua saya tentang kebandelan saya. Jadi, gak mungkin
sekali saya cerita ke orang tua kalau saya sering clubbing atau ngerokok. Saya gak mau juga sih bikin orang tua galau
karena saya.
Setelah dipikir matang-matang dan
setelah sekian lama saya menolak prinsip YOLO dari teman-teman saya. Akhirnya
saya menyerah. Saya rasa hidup saya selama ini memang kurang berwarna, kurang
ada taste, hidup saya gak asik dan
gak seru. Oke saya putuskan kalau saya menerima dan melekatkan prinsip YOLO
mereka pada diri saya. Ya, saya akan memperbarui hidup saya dengan prinsip
tersebut, YOLO!!!
Setelah itu, saya langsung
mengirim pesan kepada teman-teman saya untuk mengucapkan maaf dan berterima
kasih pada mereka. Saya meminta maaf karena dulu saya menganggap remeh prinsip
YOLO mereka dan enggan untuk membenarkan kekuatan dari prinsip tersebut. Saya
juga berterima kasih karena mereka telah menyadarkan saya, ya prinsip YOLO itu
memang hebat. Prinsip itu yang menguatkan saya ketika saya mendapati suatu
masalah. Terima kasih teman-temanku!
Walaupun pada akhirnya saya juga
memiliki YOLO dalam hidup saya, tetapi saya beda asumsi dengan teman-teman saya.
Kalau mereka berpikiran hidup cuma sekali dan harus dibuat “bersenang-senang”. It’s ok, saya juga demikian, tetapi
bersenang-senang dengan cara saya sendiri. Tidak seperti mereka. Menurut saya,
hidup memang sekali dan kita harus memanfaatkan waktu kita dengan sebaik
mungkin. Disinilah kita yang menentukan sendiri-sendiri bagaimana cara kita
memanfaatkan waktu tersebut dengan sebaik-baiknya. Sedangkan saya sendiri menikmati
prinsip YOLO saya dengan cara menjaga perasaan orang-orang di sekitar saya,
terutama keluarga dan teman-teman. Saya mulai sadar bahwa kita tidak perlu
menyerang orang yang kita sayangi dengan kata-kata yang menyakitkan dan apabila
kita mendapati suatu perkataan yang menyinggung perasaan kita, alangkah baiknya
kita tersenyum dan meredam amarah, no
avenged! Kita hidup cuma sekali jangan dibuat nyakitin perasaan orang. Selain
itu, bagaimana kalau kita berusaha untuk menyenangkan hati orang lain dan
membantu orang yang mengalami kesusahan. Hal tersebut bisa dibikin susah dan
juga bisa jadi mudah tergantung bagaimana niat kita. Menurut saya apabila kita
mampu menjadi orang yang menyenangkan bagi orang lain adalah suatu hal yang
membanggakan dalam hidup. Itulah YOLO saya!!! Bagaimana dengan YOLO kalian?
0 komentar:
Posting Komentar